online to offline

5 Tipe Model Bisnis O2O (Online to Offline) Leave a comment

online to offline

O2O - Online to Offline, adalah model bisnis baru yang mendorong pengunjung online untuk berbelanja di toko fisik dengan menawarkan layanan online. Model bisnis ini telah mendapatkan perhatian dari banyak pihak dan diadaptasi oleh perusahaan dari berbagai industri seperti Target di industri Retail, Uniqlo di industri apparel, Warby Parker di industri asesories dan McDonald's di industry makanan.

Namun demikian masih banyak yang belum mengetahui definisi yang jelas dan cakupan dari bisnis online dan offline dalam model bisnis O2O, juga terbatasnya pemahaman mengenai bagaimana membangun project O2O yang sukses.

Dalam penelitian dari Shari S. C. Shang dan Abby S. T. Yang, bisnis model O2O dibagi menjadi 5 tipe utama:
1. Commerce O2O
2. Try-on O2O
3. Promotional O2O
4. Experience O2O
5. Crowdsourcing O2O
Definisi ini didasarkan dari literature dan lebih dari 50 kasus praktis.

1. Commerce O2O
Dalam model O2O ini, peretail menyediakan metoda berbelanja yang nyaman yang memungkinkan pelanggan untuk memilih dan membeli produk secara online dan menunggu produk tiba. Biasanya bisnis akan menyediakan informasi produk secara online (mengenai produk apa yang terbaik untuk kebutuhan pelanggan) dan melakukan pemenuhan secara offline. Pemenuhannya biasanya dilakukan dengan 2 cara:
- Pick up di toko
- Dikirim ke rumah
Contoh: Ebay, Amazon, Tokopedia, Blibli

2. Try-on O2O
Perusahaan ecommerce membuka outlet fisik atau layanan coba di rumah sehingga pelanggan dapat mencoba produk yang tidak memiliki fitur digital (contoh, pengalaman menyentuh dan merasakan) sebelum mereka membeli. Biasanya pelanggan akan melakukan pemesanan mencoba secara online dan melakukan pencobaan produk secara offline. Model ini biasanya digunakan oleh produk apparel (Fashion)
Contoh: GAP,UniqloUTme

3. Promotional O2O
Perusahaan berusaha untuk membujuk pengunjung online untuk melakukan pembelian offline dengan memberikan informasi promo yang berguna untuk pelanggan. Dua submodel dari tipe O2O ini adalah:
- Target marketing O2O, dan
- Alien marketing O2O
Untuk Target Marketing O2O, kebanyakan kasusnya terjadi di industri retail. Dengan memanfaatkan data seperti lokasi, informasi keanggotaan, sejarah belanja, perilaku belanja dan sebagainya, berbagai channel akan menyediakan perusahaan yg mengadaptasi teknologi kemampuan menajamkan promosi mereka kepada pelanggan setia mereka.
Contoh: Target, Bijenkorf
Sementara untuk Alien Marketing O2O, perusahaan tidak menggunakan data, melainkan mereka mengembangkan sesuatu yang menarik dan menyenangkan sebagai cara mudah untuk meyakinkan pembeli mendapatkan informasi kupon atau diskon secara online dan membawa kupon dan informasi ini untuk melakukan pembelian secara offline.
Contoh: SourSally Buterfly AR App, McDonald's suprise alarm app

4. Experience O2O
Perusahaan menyediakan layanan lewat aplikasi mobile untuk membantu pelanggan mendapatkan informasi produk yang ada di toko offline.
Biasanya perusahaan offline membuka toko online dan menempatkan informasi produk dan jasanya secara online. Selain itu beberapa perusahaan mengembangkan aplikasi mobile untuk mempermudah pelanggannya melakukan pembelian di toko.
Contoh: Macy's, Come to book app

5. Crowsourcing O2O
Perusahaan ecommerce menurunkan biaya operasinya dengan mendayagunakan jaringan sumberdaya, seperti rekanan offline dan konsumen individu.
Biasanya perusahaan ecommerce membuat website atau aplikasi mobile yang berkonsetrasi pada produk maupun jasa yang sejenis untuk melayani sebagai platform yang menghubungkan sisi permintaan (konsumen) dengan sisi suply (perorangan, restoran, toko). Konsumen bisa menikmati layanan offline jika ada kecocokan.
Contoh: Gojek, Grab, AirBnB, Groupon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×